Monday, March 28, 2005

senja di pinggiran Dago...

Menjelang sore.. langit mulai mendung, sepertinya akan turun hujan malam nanti. Sudah beberapa hari di bulan Maret ini, pusat kota Bandung tidak disiram hujan. Setelah banjir yang menelan korban jiwa yang tidak sedikit di daerah penampungan sampah, di wilayah Leuwigajah.. curah hujan tidak sederas waktu itu.
Mendung di langit pun membuat suhu udara di dalam ruangan kantor menjadi lebih dingin, karena itu aku dan seorang teman memutuskan untuk mencari makanan yang sekiranya bisa sedikit menghangatkan tubuh sepulang kantor.. Yah, bukan makanan di restoran mahal apalagi istimewa yang akan kami kunjungi, tapi hanya tempat makan indomie,di daerah Dago. Biasanya tempat itu dipenuhi oleh anak-anak muda yang butuh tempat untuk ngumpul bersama teman-teman dengan harga makanan yang terjangkau oleh saku mahasiswa.
Warung tenda itu baru akan buka ketika kami sampai di lokasi, tapi yang menunggu jangan ditanya. Sudah memenuhi hampir semua tempat duduk yang tersedia disitu. Alhamdulillah, kami masih dapat tempat duduk, walaupun karena hujan sudah mulai turun, rintikannya pun mengenai tubuh kami. Begitu suka citanya pengunjung yang datang, semua saling berbagi cerita dengan temannya. Tidak jarang terdengar tawa renyah dari sekelompok orang.. suasana hatiku pun terhibur dengan celotehan dan tawa mereka yang sebenarnya tidak aku mengerti sama sekali apa yang mereka perbincangkan apalagi sampe tertawa tiada henti seperti itu. Ringan rasanya hidup ini..

Makanan yang kami pesan pun datang. Aku makan indomie goreng telur kornet, sementara temanku memesan indomie rebus telur kornet plus keju.. Khas disini adalah, parutan kejunya yang sangat royal. Baik pada sajian mie atau roti apalagi pisang bakar.. taburan keju yang menjadi toping makanan pesanan kita sangat banyak dan menggunung.. Bagi penggemar keju, mungkin air liur akan langsung menetes dari mulutnya. Sebenarnya aku masih ingin berlama-lama di tempat itu, tapi melihat banyaknya antrian yang menunggu giliran untuk duduk dan jam sudah menunjukkan waktu Maghrib, aku mengajak temanku untuk segera beranjak dari situ, dengan membawa bungkusan roti bakar tentunya. Karena favoritku disitu adalah roti bakar susu keju coklat untuk aku santap malam nanti sambil membaca atau menulis atau nonton TV.

Mobil pun melaju dari Dago ke arah Merdeka. Mulai dari patung air mancur di depan jalan sultan Agung memang lalu lintas melambat. Ini biasa, karena traffic light di perempatan jalan Merdeka-Juanda relatif padat. Di kiri jalan dekat traffic light, banyak tenda-tenda kecil kumuh yang kalo kita lihat didalamnya banyak sekali anak-anak kecil yang sedang bercengkrama dengan ibunya. Banyak sekali.. seorang ibu pastinya punya lebih dari dua anak yang jarak usianya saling berdekatan. Dadaku sedikit sesak tatkala mataku melihat di tenda kardus lainnya, seorang ibu sedang menyuapi tiga orang anaknya dengan makanan yang dia ambil dari satu mangkok, yang isinya untuk dibagi dengan ketiga anaknya, dan sang ibu pun sekali-kali menyuapkan sendok makanan itu ke mulutnya. Ooohh.. aku tak tahu apa yang harus aku katakan untuk melukiskan keadaan itu. Bayangkan, semangkok makanan, yang aku sendiri kurang tahu makanan apa didalamnya, disantap oleh 4 orang?? Sementara, aku…dan beberapa orang lainnya tadi menyantap makanan semangkuk penuh untuk sendiri, bahkan kadang kami pun menambah lebih dari porsi yang disajikan, bahkan srring kali kita membuang makanan.. Kita makan di warung tenda itu sekali-kali saja, karena mungkin biasanya kita makan di tempat yang lebih representative, sedangkan ibu dan anak-anaknya itu mungkin saat itu adalah makanan yang paling nikmat yang mereka nikmati.. Astaghfirullah al adziim.. Aku hanya mampu beristighfar dalam hati. Dosakah aku bila aku bersenang-senang sementara banyak orang yang kelaparan ?? Ya Allah, ingin rasanya aku menolong mereka.. tapi apakah mereka akan menerima pertolonganku yang aku berikan dalam bentuk pekerjaan?? Ya pekerjaan yang dari itu mereka akan mendapatkan penghasilan untuk menghidupi anggota keluarganya. Karena pernah pada suatu kesempatan lain, ada yang mengajak seorang pengemis untuk bekerja sebagai tukang kebun di rumahnya, pengemis itupun dibolehkan untuk membawa serta istri dan anak-anaknya. Tapi apa jawabannya?? “saya lebih senang disini, di jalanan bersama teman-teman saya untuk mengemis..” Jawaban itu terdengar agak aneh, sampai akhirnya pertanyaan demi pertanyaan pun muncul untuk pengemis itu, dan kesimpulannya adalah bahwa dia enggan bekerja seperti itu karena dia harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Dia lebih senang mengemis. Bisa jalan semaunya. Kapanpun dia lelah dia bisa berhenti. Dan penghasilannya dari mengemis ini bisa lebih besar daripada bekerja dengan menarik becak perharinya. Pengemis ini adalah seorang penarik beca sebelum dia menjadi pengemis. Dan dia merasa lebih enjoy dengan menjadi pengemis.
Begitu banyak dilemma dalam kehidupan ini. Banyak hal yang sesungguhnya baik, tapi tidak disukai, begitu pula sebaliknya..begitu banyak dan seringnya kita menyukai sesuatu yang sesungguhnya itu buruk bagi kita. Kita manusia, diberi kelebihan akal pikiran dari makhluk lainnya, sudah seharusnya kita pergunakan kelebihan itu dengan baik dan sesuai ketentuan dan aturanNYA.

Ya Allah, salahkah kami yang enggan memberi pada pengemis karena kami menganggap mereka pemalas ? Ya Allah, halalkah rejeki yang mereka terima dengan mengemis, sementara tidak jarang aku memberinya dengan hati yang dongkol dan tidak jarang pula aku mengumpat sebel dalam hati ? Ya Allah.. halalkah ini bagi mereka? Sementara ada banyak pekerjaan yang lebih baik menantinya?
Ya Allah, begitu kompleksnya kehidupan di dunia ini… Ya Allah, Engkaulah yang telah mengatur semua ini..
Berikan kami semua petunjukMu ya,Allah.. Berikan kami petunjuk jalan yang lurus, jalan yang Engkau ridhoi.. bukan jalan yang sesat dan yang Kau murkai..
Semoga kami semua tidak memiliki mental pengemis dalam kehidupan yang jauh lebih baik daripada lingkungan pengemis di jalanan..

1 comment:

Anonymous said...

Tu khan, makan di dago ga ngajakin gua??? Katanya sibuk, taunya jalan2 gua kagak diajak..:-(
Anyway,kayanya lo udah demen nulis lagi ya,bet?