Thursday, May 24, 2007

forever friends.... *seberkas senyum dari cerita lama*

Sejak seminggu yang lalu..tepatnya sejak Jum'at minggu lalu aku sharing artikel-nya Bayu Gawtama yang judulnya "seberkas senyum dari cerita lama".. yang mengingatkan aku akan sahabat2ku yang sekarang sudah menyebar kemana-mana.. Ada yang di London, Jepang, Jakarta..bahkan ada yang pulang kandang ke cilegon..dan aku masih di Bandung.. Posting email yang isinya artikel2 'oase' iman sering aku lakukan.. tapi, kali ini aku benar-benar ga nyangka akan dapet 'sambutan' yang luar biasa.. Sejak email itu aku kirim...sampai hari ini,komunikasi yang sudah lama terputus terjalin kembali.. *walopun hanya melalui email dan chatting di YM*.. Replay-an email yang kuterima setiap hari ga cuma satu atau dua, tapi belasan... (sangat luar biasa, dari sebelumnya yg sebulan sekali aja belum tentu..).. Banyak tawa menghiasi obrolan kami.. banyak canda yang yang semuanya kebanyakan 'nostalgia'.. Kangeeeennn.. Beneraaann..!! You're best I ever had, guys !!!
Dan,malam ini aku menangis.. bukan krn sedih, tapi karena kangeeeenn..dan yang utamanya lagi karena aku terharu. Aku chatting dgn sahabat terdekatku di YM, dan obrolan kami kali ini membuatku tersentuh,karena kami sama-sama ingin berusaha untuk lebih mensyukuri nikmat yang sudah ALLAH berikan pada kita semua..*tahukah kalian?? dikaruniai sahabat2 sebaik kalian adalah nikmatNYA yang harus aku syukuri*
Aku juga membaca beberapa blog yang sahabat2ku tulis..lagi-lagi,aku menitikkan air mata haru.. aku senang.. bukan senang dgn isi yang ada di-blog itu, tapi aku senang dgn perasaan yang diungkapkan didalamnya, aku senang dengan cara mereka memaknai hidup ..yang intinya kita semua ingin lebih dekat dengan Tuhan YME.. Yang Maha Segalanya... Alhamdulillahirobbil'alamiin..
"Ya Tuhanku, berikanlah aku hikmah dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang shaleh, serta jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian. Dan jadikanlah aku orang yang akan mewarisi surga dgn penuh nikmat" (QS. Asy-Syuara 26:83-85)
Dan ini adalah artikel yang 'berhasil' mempertemukanku kembali dengan sahabat2ku tercinta... i miss u.. i love u..

Seberkas Senyum dari Cerita Lama
Oleh Bayu Gawtama
Seorang sahabat lama, baru-baru ini menelepon untuk janji bertemu. Entah apa yang terjadi dengannya, setelah sekian lama tak ada kabar darinya, tiba-tiba ia menelepon saya dan meminta kesediaan untuk bertemunya. Terakhir yang saya tahu tentangnya, ia telah sukses menjalankan usahanya di bidang percetakan.
Bahkan kabar dari sahabat yang lain, “kalau kita masih berdebu, dia sudah kedinginan, ” maksudnya, saya dan beberapa sahabat lain masih terus menerus kena debu lantaran masih menggunakan kendaraan roda dua, sedangkan sahabat yang satu ini sudah memiliki kendaraan roda empat yang cukup bagus.
Isterinya juga bekerja dan menduduki level midle management di kantornya, sehingga ia bisa menyekolahkan dua anaknya di sekolah elit, salah satu sekolah mahal di Jakarta. Buat orang seperti saya, harus memeras keringat sampai tetes terakhir untuk bisa mendaftarkan anak saya ke sekolah itu. Itu pun baru sekadar mendaftar, belum lagi biaya bulanan dan lain-lainnya. Rumahnya pun cukup besar, type 72 di sebuah kawasan perumahan mewah cukup terkenal. Singkatnya, saya menilai hidupnya sangat bahagia!
Tetapi pagi itu, suara di seberang telepon lebih terdengar seperti suara murung, suntuk dan kehilangan semangat. “Ada apa kawan?” tanya saya ringan sekadar membuatnya merasa menemukan sahabat. Lalu dia bilang, “Saya bosan dengan kehidupan saya … tolong bantu saya?”
Ah, awalnya agak aneh mendengar kalimatnya. Apa yang membuatnya bosan menjalani kehidupan? Segalanya ia punya. Isteri yang cantik, anak-anak yang mempesona, rumah mewah, mobil bagus, uang pun ada. Setiap akhir bulan ia tinggal menentukan ke mana harus berlibur, domestik maupun ke luar negeri ia mampu. Tidak ada barang yang ia tak punya, setidaknya ia mampu membelinya jika berminat. Tapi kenapa? Kenapa justru ia merasa bosan dengan kehidupan yang dijalaninya?
Saya menduga ia terlalu lelah dengan bisnisnya. Karenanya saya minta ia meluangkan waktu bersama keluarga untuk rekreasi ke suatu tempat yang belum pernah dikunjunginya. Saya pun menyebut beberapa tempat sebatas yang saya tahu; Nusa Dua, Bunaken, Bukit Tinggi, … jawabannya: sudah! Malah dia menyebutkan nama-nama daerah lain yang masih sebatas mimpi untuk saya kunjungi. Itu berarti usul saya tidak diterima.
Kemudian ia mendesak lagi, “ayo bantu saya…” saya pun kelimpungan dibuatnya. Tawaran saya untuk ambil cuti selama beberapa hari dan menghabiskan waktu sepenuhnya bersama keluarga pun ditolak mentah-mentah. “Bukan itu masalahnya…” seraya menjelaskan bahwa hubungannya dengan isteri dan anak-anaknya tidak ada masalah secuilpun, bahkan sangat hangat dan harmonis.
Hingga akhirnya, saya memintanya untuk bertemu di suatu tempat. Sebelumnya ia meminta saya menemuinya di sebuah cafĂ© resto, namun saya menolaknya. Saya menyebut satu tempat yang membuat ia merasa kaget mendengarnya, “Ah, gila… masak saya harus ke tempat itu lagi?” Bahkan, sebelum hilang kagetnya saya membuatnya bertambah bingung, “jangan pakai baju bagus, jangan bawa kendaraan, naik angkot saja”. Lagi-lagi singkat komentarnya, “Usul gila apa lagi nih?” saya menutup telepon dengan mengatakan, “saya tunggu jam delapan malam ini…”
Saya bertaruh dia tidak akan datang malam itu ke tempat yang saya tentukan. Saya tidak yakin ia mau kembali ke masa lalu, ke tempat ia dan sahabat-sahabat lamanya –termasuk saya- biasa bercengkerama menikmati malam, menyeruput segelas kopi bersama, menyantap penganan kecil seperti kue putu atau gorengan bakwan, tempe dan pisang goreng. Mengingat kembali masa-masa diwaktu sama-sama tidak punya uang, padahal sudah makan sekitar delapan gorengan. Dengan segala hormat kepada si tukang gorengan, sahabat saya ini memberikan arloji kesayangannya kepada tukang gorengan sebagai alat pembayaran. Tertawalah semuanya karena si tukang gorengan sangat bahagia dan membiarkan kami menghabiskan banyak dagangannya.
Atau ketika di satu malam kami kemalaman dan tidak berani pulang ke rumah masing-masing, akhirnya tidur di masjid dengan ditemani ratusan nyamuk. Esok paginya, nyamuk-nyamuk itu tidak bisa terbang lantaran kegendutan oleh darah yang dihisap dari tubuh-tubuh kami. Maka berlombalah kami mengejar nyamuk-nyamuk yang keberatan badan untuk terbang itu dan menepuknya.
Semoga ia juga masih mengingat di satu malam yang lain, ketika ia datang dengan baju lusuhnya. Kemudian saya mempersilahkannya mengenakan baju yang saya bawa di tas. Saya masih ingat betul, hingga detik ini pun baju itu tidak pernah kembali. Tapi cukup senang jika mengingatnya, bahwa apa yang saya miliki bermanfaat untuk sahabat saya.
Sungguh terlalu banyak yang harus diingat dari masa lalu. Namun… saya ragu, apakah dia mau datang malam ini? Padahal saya sudah mengundang beberapa sahabat lain untuk juga datang.
Jam delapan lebih sembilan menit, sesosok bayangan tegap pun singgah. Saya dan beberapa sahabat lama memeluknya erat. Sepiring gorengan dan beberapa gelas yang siap dituangkan kopi dan teh sudah tersaji. Lahap ia menyantap beberapa potong gorengan dan menyeruput kopi. Tiba-tiba, “Siapa yang bayar nih? Punya uang nggak?” meledaklah tawa kami memecah keheningan malam itu. Sungguh, itu pertanyaan yang sama persis ketika dulu kami tidak punya uang untuk membayar gorengan.
Esok paginya, saya kembali mendapat telepon darinya, “terima kasih, ternyata saya hanya perlu kembali kepada sahabat dan mencoba menikmati masa lalu yang terlalu indah untuk dilupakan”.
Saya pun tersenyum. Begitulah sahabat, saya pun takkan pernah bisa meninggalkan sahabat-sahabat lama yang telah banyak memberikan suntikan semangat di masa lalu. Kadang kita hanya perlu memutar kembali peristiwa lampau, dan jika mengingat lagi apa-apa yang telah terlalui di waktu silam, seberkas senyum akan selalu tercipta. Dan senyum itulah yang kerap membuat hidup ini lebih terasa indah. Semoga… (gaw)

2 comments:

Anonymous said...

Duuuuhh,kayanya mabuk kepayang banget nih sama sobat2 lama..Sampe posting di semua blog..:-)

Anonymous said...

kok gw gak pernah lo masukin dalam cerita di blog lo sih Bet? Gw bkn org penting utk diceritain yah? Lo juga ga pernah kangen sama gw yah? Kidding, bet!